Rabu, 17 Oktober 2007

Kembali ke tanah Silam..


Ah..! Petilasan itu ternyata masih ada..
Dan tiba-tiba saja serangan jutaan rasa menari liar dipanggung benak
Silih berganti hadir berebut peran..

Tak terasa puluhan tahun sudah mengalir deras
namun serasa hanya sekejap..
Mungkin kah ada geliat rasa yang lebih dahsyat menanti disurga?
Entahlah.....

Dan ujaran lawas-pun pernah bersabda
bahwa sangat sedikit yang mencapai pantai seberang
Selebihnya hanya hilir mudik di tepian..

Saat tersadar dari labirin rasa..
Ternyata diripun telah banyak berubah..
ilalang putih banyak bersemi diantara rerumputan hitam..

Sungguh semakin sedikit epos hidup yang dapat mengusik rasa
entah terbahak ataupun terkapar..
Diantara ganasnya berlalunya waktu dan lembutnya rasa mengharu biru
upas madu di relungan pun perlahan reda..

'Bandung, 16 Oktober 2007
Ludah yang kering dalam kisah membunuh angan.
[Bersinar terang ketika menjamah Bandung dan semakin redup saat terkapar santai di pijatan relaksasi di BSM, disela waktu menanti saat Bus menuju Jakarta]

0 KOMENTAR ANDA:

Posting Komentar